Hari Minggu adalah hari yang santai. Aku menonton bioskop trans tv karena keesokan harinya aku liburan ataupun term break . Meskipun aku tidak terlalu suka film horor, aku menonton film horor yang bagiku saat itu sama sekali tidak horor. Maka makin lama aku pun mengantuk dan pergi ke tidurku.
Esoknya, aku ada latihan berenang di suatu tempat yang sama sekali tidak pernah kudatangi dan kuketahui, tetapi rasanya tempat itu sama sekali tidak asing bagiku saat itu. Aku merasa tiap latihan berenang, aku pergi ke sana. Latihan renang itu sama sekali aneh dan tidak membantuku untuk semakin pandai berenang. Hanya berputar-putar di kolam renang yang dangkal dan memasuki terowongan, rasanya seperti anak kecil. Namun, entah kenapa, setiap aku memasuki terowongan, aku selalu terbalik, seperti terbawa arus, dan tidak bisa berputar lagi sampai aku keluar dari terowongan itu.
Setelah latihan berenang, entah kenapa suasana berubah. Tempat latihan berenang itu ada di sekolahku yang dulu, ketika aku masih SD. Dan saat itu aku menggunakan seragam putih merah, seragam SD negeri. Anehnya, saat itu tampak ramai, tetapi tidak ada satupun yang kukenal, dan yang ada hanya Danya, temanku yang berada di SMP ku sekarang, dia tidak satu SD denganku. Namun, saat itu aku tidak merasa aneh, aku justru mengajak Danya ke kolam renang tempatku berlatih berenang untuk menyegarkan diri dari hari yang panas. Namun sayang, kolam renang itu kosong, tak ada air setetes pun, meskipun itu rasanya aneh tapi, aku biarkan saja.
Aku pergi ke luar SD ku itu. Di depan gerbang, ada kantin kecil dan toko pernak-pernik. Aku dan Danya berkeliling di sana. Yang ada di sana adalah anak-anak SD berseragam merah putih. Anehnya Danya pun terlihat sama, dia juga menggunakan seragam merah putih, sama sepertiku, padahal dia kan tidak satu SD denganku, aneh. Lalu, aku mendengar bel yang keras, sama seperti bel lonceng di SMP ku, tetapi tidak sama dengan bel di SD ku, di SD ku, tidak menggunakan bel lonceng.
Mulai dari sini, terjadi hal aneh. Aku mengetahui bahwa saat itu adalah mimpi. Aku dan Danya mendengar bel lonceng itu. Danya pun mengajakku masuk ke kelas, padahal waktu itu aku merasa sudah sore, bukan waktu masuk sekolah, tetapi waktu pulang sekolah. Namun, ternyata saat itu memang ada kelas.
"Zata, ayo ke kelas! Sudah bel tuh!" Ajak Danya.
"Eh... untuk apa? Ini kan hanya mimpi!" Jawabku.
"Bicara apa sih? Ayo!" Kata Danya sambil berlari kembali ke kelas. Aku yang bingung melihat Danya pun ikut ke kelas, karena aku tidak mau ditinggal sendiri. Orang yang kukenal saat itu dan di tempat itu hanya Danya. Aneh tapi, aku yang pasrah tidak mempedulikannya. Aku hanya ikut dengan Danya.
Di kelas, pelajaran dimulai. Aku duduk di bangku. Danya berada di belakangku. Di belakang Danya ada seorang anak laki-laki, yang saat itu, aku merasa mengenalinya, tetapi, sebenarnya aku sama sekali tidak mengetahuinya, bahkan namanya. Di belakang anak laki-laki itu, ada Vania, teman SMP ku juga. Ini mulai aneh, dan aku bosan dengan pelajaran aneh ini, karena ini hanya mimpi.
Pelajaran yang dipelajari saat itu "tampak seperti" Matematika karena aku melihat rumus-rumus dan angka-angka, yang sama sekali tidak pernah kupelajari di SD. Padahal, bukannya menyombongkan diri, aku paling ahli Matematika, dan sudah banyak rumus yang kupelajari di Kumon. Apalagi pelajaran SD, tentu aku ingat. Maka aku pun mulai bosan dengan pelajaran ini. Aku yang mengetahui hal itu hanya mimpi, berusaha membuka mataku.
Aku merasa aneh, rasanya aku benar-benar merasa mimpi itu sangat nyata saat itu. Namun, aku tetap percaya ini hanyalah mimpi. Aku pun berusaha melawan mimpiku dan berusaha membuka mata, meskipun rasanya berat sekali. Aku masih merasa mengantuk, memang, untuk saat itu. Namun, aku ingin membuka mataku karena aku ingin pergi dari mimpi membosankan ini. Berat, berat, tetapi lama-kelamaan aku bisa membuka mataku. Padahal di mimpi, tentulah aku tidak merasa mataku terpejam. Namun, saat berusaha membuka mata, aku merasakan aku mulai membuka mataku. Dan aku pun terbangun, saat itu sudah siang, wajar, aku selalu tertidur malam dan terbangun siang hari ketika libur. (Aku pun merasa lega, aku sudah terbangun, aku sudah kembali ke tempat tidurku dan aku sudah kembali bisa melihat pandangan yang kulihat sambil tiduran di kasur).
Minggu, 23 Maret 2008
Kebalikan dunia nyata
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar